Part 1
Pernekalkan namaku Joko, kau bisa memanggilku Joko, aku malas menyebutkan nama lengkapku. Aku terlahir sebagai pria yang cukup terlihat keren, banyak perempuan yang takluk di tanganku, dengan modal gombal dan rayuan serta sedikit janji, aku bisa membuat siapapun bertekuk lutut di depanku.
Aku ingin bercerita tentang masa depanku, biarpun keren seperti ini, tentu saja itu tidak cukup sebagai jaminan hidup bahagia di masa depan bukan?. Dengarkan kisahku ini, kisah pencarian jati diri, berjuang gapai mimpi, menerang segala aral dan rintang.
***
Terlahir sebagai seorang pria tampan tulen dan berbakat sepertiku tentu saja sangat disayangkan jika masa depanku suram, untuk itu aku selalu bertekad belajar dan kerja keras agar nantinya nasib benar-benar menyenangkan.
Perjuanganku dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 12 SMA. Tentu saja aku masuk SMA favorit yang menjadi idaman banyak orang. Sebab selain menjanjikan masa depan, di sana pasti banyak siswi cantik yang nantinya bisa menjadi penyemangatku.
Senin, 30 April 2019 merupakan hari kelulusan, akhir dari sebuah awal dan awal untuk akhir, entah! Apapun itu aku tidak peduli, aku sudah merasa puas berjuang selama kurang lebih tiga tahun di jenjang SMA, jenjang paling menyenangkan sekaligus juga menyebalkan!
Semua siswa dan siswi berkumpul di aula sekolah, tidak terlalu luas untuk menampung semua siswa kelas akhir, tapi tak apa, hari ini adalah hari terakhir aku sekolah.
“joko...” terdengar mengusik lamunanku seseorang memanggil nama indahku.
Sebagai seorang pria dengan tingkat ketampanan luar biasa, tentu saja nyaris tiap hari aku mendengar perempuan perempuan memanggilku, entahlah kadang tampan ini menyiksaku. Perlahan kuarahkan pandangan kepada sumber suara, terlihat seorang wanita cantik berjalan mendekat, ia adalah Wati, pengagumku, penggemar beratku.
“diam, berisik. Ada apa?” kataku menjawab panggilannya ketus.
“semoga lulus ya...” ucapnya memberikan selamat sekaligus kado entah apa isinya.
Aku tidak begitu heran dengan kado atau apalah namanya terkait dengan hadiah, di rumah banyak barang seperti itu namun hanya brakhir di tempat sampah.
“ini apa? Bunga, Coklat atau permen?” tanyaku tidak peduli
“simpan saja joko, semoga kamu suka” katanya dengan senyum melintas kecil di bibirnya sambil berlalu.
Kusimpan kado itu dalam tas, semoga saja nanti tidak lupa untuk membuangnya.
Kriiinggg...kriinggg
Bel sekolah berbunyi, menandakan acara pelulusan siswa kelas akhir akan segera dimulai. Akupun bergegas keluar kelas dan menuju aula yang sempit itu. Sesampainya di dalam aula, ternyata acara baru saja dimulai. Waktu berlalu seperti angin, cepat. Semua siswa dinyatakan lulus dan seperti biasa, isak tangis dan tawa mengiringi pelepasan siswa kelas akhir. Tidak penting sekali, sebab setelah ini mereka akan kembali menjalani kehidupan sehari-hari, melupakan dengan sangat baik kenangan selama tiga tahun sekolah. Ah, manusia memang menyebalkan!
Kereeen... Aku sukaaa sekali ????????????????
Jonggola pak fiki????????????
Melihat dia, aku seperti melihat masa depan. Eaaa'
Masa depan itu seperti tumpukan tempe..............tidak ada yang tahu......bagus pak fiki....????tularkan bakat literasimu pada siswa siswi ini.....
Assalamu'alaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan AnugerahNya sehingga website MA Lughatul Islamiyah ini dapat…
Bagaimana pendapat anda terkait pelaksanaan UMBKS Online Tahun Pelajaran 2020-2021 di Lembaga MA Lughatul Islamiyah
Copyright �2019-2020 MA LUGHATUL ISLAMIYAH
Proudly Powered by: Lughis Media