Setelah ANBK

Senin, 27 September 2021 ~ Oleh Rofiqi ~ Dilihat 494 Kali

Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan sebuah upaya yang ditempuh pendidikan nasional dalam menciptakan lingkungan belajar yang komprehensif-mutualisme, dalam prakteknya ANBK sangat berbeda dengan pendahulunya (UNBK), di mana salah satu yang berbeda secara signifikan adalah bahwa UNBK termasuk ke dalam salah satu syarat kelulusan (penilaian), sementara ANBK lebih kepada serap aspirasi, output dari UNBK adalah ijazah atau SKHUN, sementara ANBK adalah progres pendidikan.

ANBK mulai diperkenalkan pada tahun 2019 dan tahun 2021 sudah sempurna dilaksanakan. Dalam ilmu Manajemen, ANBK merupakan satu dari beberapa bagian dalam Manajemen Mutu Pendidikan (MMP) di mana orientasinya ialah improvement.

Sesuai dengan konsep tersebut, tentunya pelaksanaan ANBK tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi para pelajar. Bentuk soal yang lebih terkesan "bersahabat" membikin pelajar benar-benar tulus dalam menjawab, sehingga hal ini menjadi satu titik terang yang positif dalam dunia pendidikan.

Meski tanpa embel-embel nilai, siswa dan siswi memiliki antusiasme yang tinggi dalam berpartisipasi. Tentu mereka bertaruh besar kepada ANBK agar benar-benar mampu mewakili perasaan semua pelajar di kemudian hari. Sebab memang keterlibatan siswa dalam pendidikan memang selalu dibutuhkan.

Kontroversi adalah kepastian, meski berpotensi positif, namun masih terdapat beberapa hal yang rumit dalam proses ANBK, beberapa diantaranya adalah proses pendataan yang tidak merata, sehingga tidak semua aspirasi pelajar dapat disentuh, ini dibuktikan dengan peserta yang dibatasi secara kuantitas tanpa memberikan kesempatan kepada lembaga untuk mengajukan calon peserta, padahal yang paling mengerti kualitas siswa adalah lembaga itu sendiri. Ini tentu menjadi koreksi yang penting dipertimbangkan dalam ANBK selanjutnya.